Pengertian Fonologi
Fonologi berbeda dengan fonetik. Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi
fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafazkan. Fonetik juga
mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang berhubungan
dengan penggunaan bahasa.
Terdiri dari, huruf vokal, konsonan, diftong (vokal yang ditulis
rangkap), dan kluster (konsonan yang ditulis rangkap). Fonologi terbadi
dari dua bagian, yaitu Fonetik dan Fonemik.
Fonetik adalah bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan
bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap
manusia. Fonemik adalah bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran
menurut fungsinya sebagai pembeda arti.
Istilah lain yang berkaitan dengan Fonologi antara lain fona, fonem,
konsonan, dan vokal. Fona adalah bunyi ujaran yang bersifat netral, atau
masih belum terbukti membedakan arti, sedang fonem ialah satuan bunyi
ujaran terkecil yang membedakan arti. Variasi fonem karena pengaruh
lingkungan yang dimasuki disebut alofon. Gambar atau lambang fonem
dinamakan huruf. Jadi fonem berbeda dengan huruf.
Untuk menghasilkan
suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur yang penting yaitu :
1.udara,
2.artikulator atau bagian alat ucap yang bergerak, dan
3.titik artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh
artikulator.
Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan
udara keluar tanpa rintangan. Konsonan adalah fonem yang dihasilkan
dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan, dalam hal ini yang
dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah terhambatnya udara keluar
oleh adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator .
FONOLOGI
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) dinyatakan bahwa fonologi adalah
bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi – bunyi bahasa menurut
fungsinya. Dengan demikian fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam
bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu
tentang bunyi bahasa.
Fonologi dalam tataran ilmu bahasa dibagi dua bagian, yakni:
1. Fonetik
Fonetik
adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan
alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu dihasilkan.
Macam –macam fonetik :
a.
fonetik artikulatoris yang mempelajari posisi dan gerakan bibir, lidah
dan organ-organ manusia lainnya yang memproduksi suara atau bunyi bahasa
b. fonetik akustik yang mempelajari gelombang suara dan bagaimana mereka didengarkan oleh telinga manusia
c. fonetik auditori yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama bagaimana otak mengolah data yang masuk sebagai suara
2. Fonemik
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna.
Jika
dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan
oleh alat-alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan,
maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki
kemungkinan-kemungkinan, bunyi-ujaran yang manakah yang dapat mempunyai
fungsi untuk membedakan arti.
FONEM
Fonem
adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya
satuan memiliki fungsi untuk membedakan makna. Fonem tidak dapat berdiri
sendiri karena belum mengandung arti.
Fonemisasi adalah usaha untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut.
Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.Misalkan dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam kata "cagar" dan "cakar". Tetapi dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /k/.
Sebaliknya dalam bahasa Indonesia bunyi [f], [v] dan [p] pada dasarnya bukanlah tiga fonem yang berbeda. Kata provinsi apabila dilafazkan sebagai [propinsi], [profinsi] atau [provinsi] tetap sama saja.
Fonem
tidak memiliki makna, tapi peranannya dalam bahasa sangat penting
karena fonem dapat membedakan makna. Misalnya saja fonem [l] dengan [r].
Jika kedua fonem tersebut berdiri sendiri, pastilah kita tidak akan
menangkap makna. Akan tetapi lain halnya jika kedua fonem tersebut kita
gabungkan dengan fonem lainnya seperti [m], [a], dan [h], maka fonem [l]
dan [r] bisa membentuk makna /marah/ dan /malah/. Bagi orang Jepang
kata marah dan malah mungkin mereka anggap sama karena dalam bahasa
mereka tidak ada fonem [l].
Terjadinya perbedaan makna hanya karena pemakaian fonem /b/ dan /p/ pada kata tersebut. Contoh lain: mari, lari, dari, tari, sari, jika satu unsur diganti dengan unsur lain maka akan membawa akibat yang besar yakni perubahan arti.
Posted 8th March 2013 by Jessayu
0 Komentar